APA DASAR KITA MELAYANI TUHAN?
Jika waktu kita sudah habis pastilah kita tidak aka ada lagi di dunia. Persoalannya bukan masalah hidup dan matinya kita, tetapi apakah kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita itu sudah digunakan sebaik mungkin.
Tuhan tidak mau kita hanya sekedar hidup, melainkan kita harus melakukan sesuatu. Kita harus mewujudnyatakan bahwa kehidupan kita tidak fasif, tetapi aktif. Tentunya dalam hal ini, kita hidup untuk melayani. Melayani siapa? Kita hidup melayani Tuhan yang memberi kita hidup dan sesamakita manusia.
Melayani merupakan sebuah kata yang sangat sederhana dan tidak asing di telinga semua orang terlebih kita sebagai orang kristen. Karena begitu seringnya digunakan sehingga seolah-olah kata itu tidak memiliki makna apa-apa lagi kecuali sekedar untuk memberi identifikasi kepada seorang bawahan atau pembantu terhadap majikannya.
Jika kita melihat di dalam Perjanjian Baru maka kita akan melihat bagaimana Tuhan Yesus Kristus memberitahukan bahwa orang yang terbesar dari antara murid-murid adalah mereka yang melayani bukan yang dilayani. Alkitab berkata, “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (Matius 23:11)” Dunia mengajarkan kita melayani orang yang besar, orang yang terkenal, pemimpin, gembala dalam gereja atau para penatua gereja.
Berbeda dengan Tuhan Yesus sebagai pemilik surga dan bumi, Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Alkitab berkata, “sama seperti Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28).”
Hendaknya kita sebagai orang yang sudah mengenal Tuhan Yesus, apapun status dan kedudukan kita, kita mempunyai jiwa melayani. Hidup untuk melayani merupakan sebuah proses membagi hidup kepada orang lain.
Apa yang menjadi dasar kita melayani? :
1. Karena kita menyadari bahwa kita adalah ciptaan Allah
Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Ayat Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Ayat 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
Kejadian 2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Sebagai makhluk ciptaan Allah, bukan berarti kita hanya bisa bergerak jika Allah meberi perintah. Artinya, kita adalah makhluk yang diberikan free will yaitu hak bebas oleh Allah.
Allah bukanlah pencipta tanpa memikirkan hak ciptaan-Nya. Namun demikian, bukan berarti kita sebagai ciptaan, hidup sesuka-sukanya. Artinya, kita mempunyai tanggungjawab sebagai bukti pengabdian kita pepada-Nya yang adalah pencipta kita. Hal ini akan sulit untuk diterima jika manusia tidak mengenal siapa dirinya dan siapa Allah bagi dirinya.
Pengenalan mengenai siapa manusia itu sangat penting, sebab pengenalan sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai diri dan makhluk lain). Dengan demikian manusia berbeda dengan ciptaan yang lain termasuk hewan.
Manusia adalah hasil karya Allah. Manusia dibentuk dengan tangan Allah sendiri dan Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung manusia sehingga manusia menjadi makhluk yang hidup. Namun sekalipun demikian manusia perlu mengenal dirinya dengan benar.
Seseorang yang tidak mengenal dirinya dengan benar tidak akan pernah berkenan bagi Tuhan. Artinya Tuhan berkenan kepada mereka yang mengenal dirinya dihadapan Allah dan siapa Allah bagi dirinya. Inilah yang membedakan manuisa dengan hewan.
Hewan tidak akan bisa mengenal siapa dirinya dan pastinya dia tidak akan bisa membedakan mana ayah, mana ibu dan mana saudara bagi dirinya. Terbukti mereka saling kawin mengawinkan dan saling mengigit saat menghadapi makanan dan lain sebagainya. Namun manusia tidaklah demikian, manusia memiliki nature Ilahi.
Manusia bisa mengenai dirinya sendiri dan orang lain dan dapat mengnai hal-hal lain yang belum pernah ia ketahui.
Seorang yang mengenal siapa dirinya dapat menempatkan dirinya dihadapan Tuhan dengan benar. Seorang yang tidak mengenal siapa dirinya tidak dapat menempatkan dirinya dihadapan Tuhan dengan benar. Seorang yang mengenal siapa dirinya dihadapan Allah akan berusaha mengenal lebih mendalam siapa Tuhan bagi dirinya dan siapa dirinya bagi Tuhan.
Seorang yang mengenal siapa dirinya dapat memperlakukan dirinya sendiri dan sesamanya dengan benar. Orang yang tidak mengenal dirinya sendiri tidak akan dapat mengahargai dirinya dengan benar. Orang yang mengenal dirinya dengan benar dapat memperlakukan sesamanya dengan benar.
Ketika kita sudah mengenal diri kita, kita juka harus mengenal atau mengetahui bahwa kita adalah makhluk ciptaan. Kita diciptakan oleh Allah.
Terjemahan LAI menggunakan kata “Baiklah kita menjadikan manusia,…..”. Kata menjadikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan langsung dari Allah, artinya Allah sendiri yang merancang manusia dengan tangan-Nya dari yang sudah ada dibentuk Allah menjadi manusia. Manusia dalam ayat ini adalah Adam.
Adam dijadikan oleh tangan Allah sendiri. Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas ke dalam hidungnya. Sangat jelas sekali bahwa awal mula sebelam disebut manusia (Adam), itu adalah debu tanah. Jadi debu tanah menjadi manusia ditangan Allah. Sungguh kita ini sangatlah tidak berarti tanpa Allah.
Sumber hidup manusia adalah Allah. Jika nafas itu dimbil dari manusia, maka tidak bisa disebut lagi manusia tetapi debu tanah.
Jadi, masih adakah alasan bagi kita untuk tidak mau melayani Tuhan?.. Ketika kita menyadari bahwa kita ini adalah ciptaan Allah, maka kita akan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada Allah. Dan dengan giat melakukan pekerjaan baik dan memuliakan nama Tuhan. Oleh karena itu, sebagai ciptaan Allah kita harus melayani.
2. Karena kita menyadari bahwa kita adalah teman sekerja Allah
Dalam dunia bisnis sangatlah dibutuhkan teman sekerja atau biasa disebut rekan bisnis. Tentu untuk mendapatkan rekan bisnis adalah hal yang sangat tidak mudah. Karena manusia pada dasarnya memiliki motovasi dalam bertindak termasuk dalam berbisnis.
Ada orang yang akan berbisnis dengan kita, tetapi kita tidak tau motivasinya. Bisa saja ia mau memanfaatkan kita atau memang murni mau menjadi renkan bisnisnya. Tidak semudah itu kita menemukan rekan dalam berbisnis.
Ketika kita mendapatkan rekan bisnis yang baik, artinya motivasinya baik dan mau maju bersama dan tentunya memiliki tujuan yang sama maka bisnis itu akan mengalami kenaikan sampai pada titik kesuksesan.
Kesuksesan dalam hal ini tidak hanya usahanya maju dan semakin banyak cabangnya tetapi tujuan dari dimulainya bisnis sejak dari awal tercapai dan itu semua karena rekan bisnis kita berjalan seirama dengan kita.
Demikian halnya dengan kita sebagai ciptaan Allah, hendaknya kita menjadi rekan atau teman sekerja Allah. Alkitab berkata, “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi ( kejadian 1:26).”
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk menjadi pengelola (pengusahakan) dunia yang telah Allah ciptakan. Kata berkuasa dalam bahasa aslinya “radah” yang berarti “have dominion” yang artinya memiliki kuasa.
Berkuasa juga memiliki arti memerintah atau menjadi pengelola. Dalam hal ini adalah ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Ini artinya adalah Allah memberikan mandat kepada manusia atas segala yang ada yang telah diciptakan oleh Allah.
Manusia adalah ciptaan kepercayaan Allah. Manusia adalah makhluk yang memiliki kepampuan yang jauh lebih tinggi dan besar dari segala ciptaan yang ada. Namun apakah benar manusia menjadi kepercayaan Allah?. Sebab pada kenyataannya manusia justru menjadi perusak alam ciptaan Allah. Bukan menjadi seperti yang
Tuhan kehendaki. Ini semua terjadi karena manusia tidak sadar atau tidak taunya tujuan Allah menciptakannya.
Tuhan menghendaki manusia menjadi pengelola yang baik, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, kita harus dasari pelayanan yang kita lakukan dengan adanya kesadaran dari diri bahwa kita ini adalah teman sekerja-Nya Allah.
Alkitab berkata, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kejadian 2:15).” Jika hal itu sudah terjadi, maka kita telah memenuhi tujuan Allah menciptakan kita yaitu untuk menjadi teman sekerja-Nya.
3. Karena kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Kej 1:26)
Alkitab berkata, “Berfirmanlah Allah, Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,…
Kata gambar dalam bahasa Ibraninya adalah “Tselem” dan kata rupa dalam bahasa ibraninya adalah “Demuth”. Tselem yaitu image artinya gambar, patung. Tselem menunjuk pada arti apa yang dimiliki oleh Allah juga dimiliki oleh manusia. Yang dimiliki oleh Allah adalah Pikiran, perasaan dan kehendak.
Demuth itu sendiri merujuk pada pengertian yang lebih tinggi. Dalam hal ini bicara tentang kualitas dari gambar yaitu pikiran, perasaan dan kehendak. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki kualitas gambar diri seperti Allah yaitu dalam hal pikiran, perasaan dan kehendak.
Tentunya sebagai ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah harus memiliki tindakan yang mulia seperti Allah sendiri. Segambar dan serupa dengan Allah itu berarti manusia memiliki potensi melakukan hal yang besar. Dan tentunya setiap tindakan yang dilakukan terekspesi dari gambar Allah. Pikiran, perasaan dan kehendak manusia sama dengan Allah.
Harus kita garis bawahi bahwa manusia dengan Allah tidak sama. Allah begitu mengasihi manusia sebagai gambar-Nya. Dan manusia adalah ciptaan yang mulia. Bukti dari tindakan Allah yang mulia adalah Dia datang kedunia. Kehadiran Kristus mengembalikan gambar yang rusak.
Alkitab berkata,“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).” Begitu besar kasih Allah kepada manusia sampai Ia datang ke dunia untuk menebus manusia dari kutuk dosa.
Jika kita menoleh kebelakang mengenai kejatuhan manusia dari dosa, kemuliaan Allah hilang, artinya manusia tidak mampu mencapai standar kesucian Allah. Alkitab berkata, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,(Roma 3:23).” Itu semua terjadi karena gambar dan rupa Allah yang ada dalam diri manusia telah rusak.
Kabar sukacitanya adalah gambar itu dapat mengalami pembaharuan hingga serupa dengan Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata ; karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu (Allah) yang disorga adalah sempurna.Karena itu, sebagai pribadi yang segambar dan serupa dengan Allah, kita harus melakukan yang terbaik dan memuliakan Allah.
Jadi dasar kita melayani Allah adalah karena kita menyadari bahwa kita segambar dan serupa dengan Allah.
Oleh karena itu, untuk kita melayani Allah harusnya kita memiliki pemahaman yang benar yaitu bahwa kita adalah ciptaan Allah, kita teman sekerja Allah dan kita segambar dan serupa dengan Allah. (Oleh: Ermanayono S.Th)
Tuhan menghendaki manusia menjadi pengelola yang baik, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, kita harus dasari pelayanan yang kita lakukan dengan adanya kesadaran dari diri bahwa kita ini adalah teman sekerja-Nya Allah.
Alkitab berkata, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kejadian 2:15).” Jika hal itu sudah terjadi, maka kita telah memenuhi tujuan Allah menciptakan kita yaitu untuk menjadi teman sekerja-Nya.
3. Karena kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Kej 1:26)
Alkitab berkata, “Berfirmanlah Allah, Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,…
Kata gambar dalam bahasa Ibraninya adalah “Tselem” dan kata rupa dalam bahasa ibraninya adalah “Demuth”. Tselem yaitu image artinya gambar, patung. Tselem menunjuk pada arti apa yang dimiliki oleh Allah juga dimiliki oleh manusia. Yang dimiliki oleh Allah adalah Pikiran, perasaan dan kehendak.
Demuth itu sendiri merujuk pada pengertian yang lebih tinggi. Dalam hal ini bicara tentang kualitas dari gambar yaitu pikiran, perasaan dan kehendak. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki kualitas gambar diri seperti Allah yaitu dalam hal pikiran, perasaan dan kehendak.
Tentunya sebagai ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah harus memiliki tindakan yang mulia seperti Allah sendiri. Segambar dan serupa dengan Allah itu berarti manusia memiliki potensi melakukan hal yang besar. Dan tentunya setiap tindakan yang dilakukan terekspesi dari gambar Allah. Pikiran, perasaan dan kehendak manusia sama dengan Allah.
Harus kita garis bawahi bahwa manusia dengan Allah tidak sama. Allah begitu mengasihi manusia sebagai gambar-Nya. Dan manusia adalah ciptaan yang mulia. Bukti dari tindakan Allah yang mulia adalah Dia datang kedunia. Kehadiran Kristus mengembalikan gambar yang rusak.
Alkitab berkata,“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).” Begitu besar kasih Allah kepada manusia sampai Ia datang ke dunia untuk menebus manusia dari kutuk dosa.
Jika kita menoleh kebelakang mengenai kejatuhan manusia dari dosa, kemuliaan Allah hilang, artinya manusia tidak mampu mencapai standar kesucian Allah. Alkitab berkata, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,(Roma 3:23).” Itu semua terjadi karena gambar dan rupa Allah yang ada dalam diri manusia telah rusak.
Kabar sukacitanya adalah gambar itu dapat mengalami pembaharuan hingga serupa dengan Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata ; karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu (Allah) yang disorga adalah sempurna.Karena itu, sebagai pribadi yang segambar dan serupa dengan Allah, kita harus melakukan yang terbaik dan memuliakan Allah.
Jadi dasar kita melayani Allah adalah karena kita menyadari bahwa kita segambar dan serupa dengan Allah.
Oleh karena itu, untuk kita melayani Allah harusnya kita memiliki pemahaman yang benar yaitu bahwa kita adalah ciptaan Allah, kita teman sekerja Allah dan kita segambar dan serupa dengan Allah. (Oleh: Ermanayono S.Th)
Comments
Post a Comment