SEBUAH PENCAPAIAN YANG MAKSIMAL


PENCAPAIAN YANG MAKSIMAL


Solusi Hidup Zaman Now. Paulus adalah Rasul Yesus Kristus yang dahulu bernama Saulus (Kis. 7:58). Ia termasuk golongan Farisi dan turut menganiaya jemaat kristen. Ia bertobat dan dipanggil menjadi rasul, khususnya di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi ( Gal. 1:13-16).

Ia melakukan perjalanan-perjalanan untuk menyebarkan Injil dan mendirikan jemaat-jemaat. Untuk memelihara jemaat-jemaat itu ia menulis surat-suratnya. Salah satu suratnya adalah Filipi 33:7 “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.” Kristus menjadi yang utama dalam kehidupan Paulus.

Dahulunya Paulus mengutamakan keuntugan bagi dirinya, dimana pada saat itu Paulus masuk dalam golongan orang farisi. Ia begitu tunduk pada Taurat. Saulus berusaha membinasakan jemaat dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. 


Hati Saulus begitu berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Sampai-sampai ia menghadap imam besar untuk meminta surat kuasa untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 

Namun Ketika ia berjumpa dengan Kristus pada waktu perjalanannya ke Damsyik, ia diubahkan. Ini adalah pengalaman rohani yang membawa hidup saulus akhirnya berubah. Pada akhirnya, Tuhan memakai Dia untuk memberitakan injil. Perjumpaannya dengan Tuhan adalah langkah yang sangat baik bagi Saulus dan ia mau dipakai Tuhan untuk menjadi alatnya yaitu pergi memberitakan injil. 

Tuhan sudah banyak sekali berbicara dengan kita baik lewat penyampaian Firman Tuhan di gereja, dalam persekutuan dan pembacaan Firman oleh kita. Itu adalah suara Tuhan bagi kita lewat hamba-hamba-Nya.

Apakah kita sudah melakukannya? atau apakah kita sudah mengalami perubahan? Atau kita masih seperti yang dulu? Dari tahun ketahun kita masih hidup seperti yang dulu? kita melakukan apa yang kita anggap untung? Jika kita masih seperti itu, itu artinya kita tidak melakukan Firman Tuhan.

Untuk mengalami kehidupan yang maksimal di dalam Tuhan, kita harus belajar dari Saulus yaitu meninggalkan apa yang kita anggap untung bagi dirinya dan melakukan apa yang Tuhan anggap untung. Artinya hidup kita untuk menyenangkan Tuhan Yesus.


Inilah hasil pekerjaan yang maksimal dan memuliakan Tuhan. Sebab jika Paulus mempertahankan apa yang ia miliki, ia tidak akan pernah memperolehnya.


Ada sebuah cerita tentang seorang ratu yang bangga atas kekayaan yang ia miliki.


Konon, dalam sebuah kerajaan ada seorang putri yang sangat cantik. Tidak ada yang cantik selain dirinya. Namun Kecantikannya tidak membuat para lelaki mau untuk mempersunting dirinya. Karena selain dirinya cantik ia juga memiliki kekayaan yang sangat banyak. Para lelaki minder untuk mendekati sang putri ini.


Pada suatu hari sang putri sedang berjalan ditaman bunganya, bertemulah ia seorang pemuda yang tampan yang belum pernah ia lihat di desa tersebut. Sang putri ini tertarik kepada pemuda itu. Begitu pula dengan pemuda itu. Namun pemuda itu tidak berani mendekati sang putri ini karena ia hanyalah seorang pemulung. Ketika putri ini mendekati pemuda itu, pemuda menghindar sehingga putri tidak sempat bicara dengan pemuda tersebut.


Ketika sang putri pulang ke istananya, putri terus memikirkan pemuda itu. Hingga pada akhirnya ia meminta kepada pengawalnya untuk memanggil pemuda yang berjumpa dengannya itu. Pemuda itupun dibawa untuk berjumpa dengan sang putri. Sang putri bertanya;


Sang Putru : Siapa namamu anak muda?


Raju : Nama hamba Raju tuan putri


Sang Putri : Apa pekerjaanmu anak muda?


Raju : Hamba seorang pemulung


(Mendengar itu sang putri berkata dalam hatinya ; bagaimana mungkin ia menikahi seorang pemulung).


Sang Putri : engkau memang tampan dan tidak ada seorangpun yang kutemukan pemuda setampan kamu.


Raju : Sang putri juga adalah wanita yang sangat cantik yang pernah saya temui. Hati ingin dekat dengan sang putri, namun itu semua hanyalah mimpi. Untuk mendapatkan orang secantik sang putri adalah kemustahilan bagi hamba.


Sang Putri : (Mendengar itu sang putri hanya diam saja dan akhirnya pemuda ini disuruh pulang.)


Hari-hari sang putri ini terus memikirkan pemuda ini dan apa yang telah dikatakan pemuda itu. Sang putri ini berpikir kalau pemuda ini jadi pendamping hidupnya tidak mungkin, tatapi putri ini sangat membutuhkan pemuda ini. Karena ia merasa ia suka dengan pemuda ini dan ia layak menjadi pendamping hidup sang putri.


Pertimbangan demi pertimbangan, baik kekayaan yang ia miliki, tahta yang ia miliki, nama baiknya, harga dirinya. Ia pun mengambil keputusan untuk mengambil pemuda ini untuk menjadi pendamping hidupnya. Mereka akhirnya menikah.


Perlu untuk mengorbankan apa yang kita miliki untuk sebuah hal yang berharga dalam hidup ini. Merelakan apa yang dimiliki adalah bukan suatu hal yang mudah, namun harus berani bertindak demi masa depan.


Apa yang kita pandang berharga hari ini? Namun hal itu adalah adalah batas atau penghalang bagi kita untuk memperoloh hal yang lebih mulia. Keuntungan bagi diri sendiri belum tentu hal itu mendatangkan keuntungan bagi Tuhan. Tetapi jika yang kita lakukan itu menguntungkan Tuhan, maka damai sejahtera adalah bagian kita. Tuhan yang menjadi jaminan atas masa depan kita.


Inilah yang dialami oleh Rasul Paulus dalam hidupnya. Ia tidak salah memilih Tuhan. Dan hidupnya hanya untuk menyenangkan Tuhan. (Oleh: Ermanayono S.Th)

Comments

Popular posts from this blog

SIAPA YANG BOLEH MELAYANI TUHAN?

APA DASAR KITA MELAYANI TUHAN?

3 bukti untuk mengenali Hamba Tuhan